Dapatkan gratis ongkir - Bebas 30 hari uang kembali.

SEMUA KATEGORI

Artikel Terpopuler

Tidak Semanis Rasanya, Begini Sulitnya Mengolah Gula Manis Cikeris!

Desa Cikeris - Praja IPDN yang sedang melaksanakan Bhakti Karya Praja di Desa Cikeris tertarik melihat dan langsung terjun dalam proses pengolahan Gula Manis Cikeris pada Senin,11 September 2023. Perlu diketahui bersama, Gula Manis Cikeris merupakan produk lokal unggulan yang berasal dari Desa Cikeris.    Gula Manis Cikeris memiki rasa yang manis dengan tekstur lembut. Namun, yang perlu diketahui adalah untuk menghasilkan gula yang berkualitas diperlukan kesabaran dalam pengolahannya yang sulit.    Pada dasarnya, pengolahan gula aren ini bisa mencapai waktu enam sampai tujuh jam. Tahapan pengolahannya melalui empat tahap.    Tahap pertama, yaitu pengambilan nira dari pohon aren sebagai bahan daripada Gula Manis Cikeris. Air nira yang belum diproses ini disebut dengan Lahang.   Tahapan kedua, yaitu merebus Lahang tadi selama kurang lebih empat sampau lima jam. Tahapan ini membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang ekstra dalam pengolahannya. Dalam tahap ini, Lahang tadi berubah menjadi Wedang.    Tahapan ketiga, yaitu tahap dimana Wedang yang tadi direbus sudah hampir terolah sempurna. Wedang yang awalnya berwarna putih berubah menjadi cokelat. Di tahap ini, nira yang tadinya disebut Wedang berubah menjadi Peet.    Tahapan keempat, yakni Peet yang sudah benar-benar terolah sempurna dicetak dalam sebuah wadah berbentuk bulat dengan diamater kurang lebih 5-7 cm dan ketebalan dengan ketebalan 2,5 cm. Peet yang tadinya masih kental pun dibiarkan mengering dan mengeras. Peet yang sudah mengeras ini lah yang menjadi Gula Manis Cikeris.    Seperti yang telah dijelaskan tadi, dapat disimpulkan bahwa pengolahan Gula Manis Cikeris terbilang cukup sulit dan memakan waktu. Namun, dengan melewati tahapan tersebut dengan baik maka kualitas Gula Manis Cikeris pun dapat dijaga.   (thmd.syzm/ipdn) 

Melebihi Janji Palsu Mantan, Inilah Produk Lokal Asli Desa Cikeris Yang Manisnya Tiada Tara!

Desa Cikeris - Pada Senin, 11 September 2023, Praja IPDN yang tengah melaksanakan Bhakti Karya Praja di Desa Cikeris melakukan peninjauan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Desa Cikeris yang sangat ikonik. Adapun bentuk UMKM yang dimaksud adalah produksi Gula Manis Cikeris yang sudah sangat terkenal di Kabupaten Purwakarta dengan rasanya yang manis.   Adapun Gula Manis Cikeris merupakan gula yang diproduksi dari pohon aren yang memang banyak tumbuh di desa. "Rasanya manis, teksturnya lembut, berbeda dengan gula lempeng yang ada di Nusa Tenggara Timur memiliki tekstur yang sedikit lebih keras", ujar Tahmid selaku Praja IPDN yang melakukan peninjauan di UMKM terkait.    Perlu diketahui, Gula Manis Cikeris ini tidak hanya terkenal dan dikonsumsi oleh masyarakat Purwakarta saja, tetapi juga ada pemesanan dari luar wilayah Purwakarta seperti dari daerah Jakarta, Bandung, dan daerah-daerah lainnya. Ini menunjukkan bahwa Gula Manis Cikeris memiliki kualitas baik sehingga menarik minat pembeli dari luar desa bahkan sampai ke kota di provinsi lain.    (thmd.syzm/ipdn) 

Potret Pasar Adumanis, Salah Satu 'Jantung' Para Pedagang Desa Cikeris!

Desa Cikeris - Pasar Desa Cikeris Adumanis merupakan pasar yang sangat berperan dalam menggerakkan ekonomi di Desa Cikeris. Pasar yang dibangun tahun 2017 ini sampai sekarang masih eksis menjadi salah satu pusat perbelanjaan masyarakat Desa Cikeris.    "Pasarnya cukup lengkap, cukup banyak kuliner pasar dengan rasa yang enak di jual disini. Disini juga ternyata ada musholanya,jadi pembeli dan pedagang tidak perlu khawatir jika waktu shalat telah masuk dan ingin melaksanakan shalat," ujar Tahmid, Praja IPDN yang sedang melaksanakan Bhakti Karya Praja di Desa Cikeris pada Minggu,10 September 2023. Faktanya, di Pasar Adumanis ini memang dilengkapi dengan banyak kios, toilet yang memadai, dan mushola sebagai tempat shalat muslim.    Di pasar ini, terdapat berbagai kuliner umum yang sering menjadi incaran masyarakat umum. Selain itu, masyarakat tidak perlu panik dan kebingungan jika kehabisan uang tunai, karena di pasar ini tersedia Agen MiniATM yang dapat dimanfaatkan masyarakat yang membutuhkan uang tunai untuk transaksinya.  Pasar ini diharapka dapat terus eksis dan menjadi penggerak ekonomi masyarakat terkhusus pedagang yang ada di Desa Cikeris. (thmd.syzm/ipdn) 

Siap Dipanen, Petani Cabai Desa Cikeris Gembira Riang!

Desa Cikeris - Petani cabai Kampung Iklim, Desa Cikeris belakangan ini merasa gembira. Bukan tanpa alasan, cabai yang ditanam di perkebunan Kampung Iklim sudah mendekati waktu panen. Selain itu, cabai yang ditanam pun terlihat tumbuh dengan kualitas baik.    "Pasti kalau udah panen enak nih nyambel sambil ngeliwet bareng warga heheheh, " ujar Stev selaku Praja IPDN yang sedang melakukan observasi di Desa Iklim pada Jum'at, 8 September 2023.   (thmd.syzm/ipdn) 

Beginilah Sosok Perempuan Tangguh Desa Cikeris, Siap Menopang Produksi Padi Kabupaten Purwakarta!

Desa Cikeris - Sektor pertanian merupakan salah satu sektor keunggulan milik Kabupaten Purwakarta yang dalam lima tahun terakhir semakin memperkuat ketahanan pangan nasional. Hal ini sesuai data yang didapat dari Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta. Desa Cikeris sebagai bagian dari Kabupaten Purwakarta juga turut menyumbang angka dalam peningkatan produksi padi.    Tidak luput dari perhatian Praja IPDN yang sedang melaksanakan kegiatan Bhakti Karya Praja di desa tersebut, Praja IPDN langsung bertolak ke salah satu tempat penghasil padi di Desa Cikeris, yakni di Kampung Iklim.    "Kami kaget ternyata disini petaninya bukan cuman bapak-bapak saja, tetapi ibu-ibu juga banyak sekali, " ujar Aji selaku Praja IPDN yang berkunjung langsung ke daerah persawahan Desa Cikeris pada Jum'at, 8 September 2023. Praja IPDN terkejut bertemu dengan empat orang ibu-ibu yang di bawah terik matahari mengolah padi dengan sangat semangat. Menurut pengakuan salah satu ibu-ibu tersebut, mereka sudah terbiasa melakukan rutinitas sebagai petani. Hal ini dilakukan demi perekonomian keluarga untuk sesuap nasi. Pengolahan padi yang masih tradisional menyebabkan waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan menjadi cukup panjang dan menguras tenaga ibu-ibu tersebut. Praja IPDN berharap hambatan dan tantangan seperti ini harus segera disampaikan ke pemerintah setempat untuk menjadi perhatian kedepan.    (thmd.syzm/ipdn)